PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN

Penyusun

1. ANDI HIDAYAT
2. ELFIRAH SILFIAH

Rabu, 15 Desember 2010

WISATA KOTA PAREPARE

Alun-alun Kota Lapangan Makkasau

Lapangan ini juga menjadi landmark bagi kota Parepare. Alun-alun ini dapat dijangkau dengan mudah karena berada di tengah kota. Kemudahan akses ini menjadi alasan mengapa alun-alun ini sering menjadi tempat pagelaran event-event pertunjukan seni modern dan tradisional.

Lapangan olah raga ANDI MAKKASAU ini ramai pada sore hari. Warga kota menggunakan lapangan ini sebagai tempat berbagai kegiatan. Mulai dari sekedar membawa anak – anak dan keluarga untuk bermain di taman bermain yang tersedia, ataupun berolah raga dengan jogging mengelilingi lapangan. Juga bermain sepak bola atau berbagai jenis olah raga yang menjadi kegemaran masyarakat kota Parepare.


Pantai Lumpue & Pantai Tonrangeng

PANTAI Lumpue memiliki pemandangan khas pantai tropis, dengan pohon kelapa yang melambai-lambai dan disisi kanan terdapat bukit batu yang menjulang.


Di sebelah bukit batu ini (sekitar 100 meter dari Pantai Lumpue) juga tendapat Pantai Tonrangeng yang tidak kalah cantik dengan pasir putihnya.Pantai ini seakan menawarkan sejuta kenangan romantis yang takkan tenlupakan jika anda berkunjung di Pantai ini.
Di Pantai Tonrangeng anda juga dapat menikmati pemandangan laut lepas dan sekumpulan perahu-perahu tradisional khas suku Bugis milik masyarakat sekitar yang “parkir”disini.

Jika anda ingin benkunjung ke Pantai Lumpue dan Pantai Tonrangeng, caranya cukup mudah karena semua jenis kendaraan dapat menuju ke tempat ini.

Dari pusat kota anda dapat menggunakan sarana tnansportasi angkutan kota atau di kota Parepare di sebut “Petepete” atau dengan menyewa motor ojek. Umumnya angkutan kota berwarna kuning, carilah angkot dengan jurusan Lumpue dengan biaya Rp.2500/ orang dan waktu tempuh sekitar 15 menit, anda sudah dapat menikmati objek wisata Pantai yang paling Populer di Kota Parepare, dengan biaya masuk Rp. 3000 (dewasa) dan Rp2000 (anak-anak).


Dan tempat ini juga disediakan fasilitas tempat istirahat yang biasa disebut ‘Bola Bale- Bale” dengan tarif mulal Rp.15000-Rp.30.000 untuk sekali pakai. Khusus di Pantai Tonrangeng anda tidak dikenakan biaya masuk, hanya sewa tempat istirahat saja yang
tarifnya mulal Rp. 15000-Rp.30.000/tenda atau Rp.20.000 untuk pondokan/malam.


Objek Wisata Hutan Kota Jompie
Memaksimalkan Potensi Hutan Jompie Sebagai Hutan Kota


Hutan kota telah menjadi trend dalam pengelolaan kota-kota modern. Fungsinya sebagai paru-paru kota dalam menyerap emisi gas karbondioksida yang dihasilkan kendaraan dan pabrik industri, telah membuat keberadaannya menjadi semacam keharusan bagi kota-kota yang ada di berbagai belahan dunia.
Adalah sebuah kesyukuran bagi masyarakat dan pemerintah kota, sebab ternyata Parepare adalah salah satu dari sedikit kota di Indonesia yang memiliki hutan kota, yakni Hutan Jompie. Hutan kota yang terletak di daerah Soreang tepatnya di Kelurahan Wattang Soreang tersebut, tentunya patut dipelihara dan dijaga kelestariannya sebagai 'harta karun' yang tak ternilai harganya bagi generasi mendatang.

Sebagai kota yang berangkat modern, Pemerintah Kota Parepare menyadari benar fungsi dan manfaat keberadaan hutan kota tersebut. Karena itu, berbagai usaha terus dilakukan untuk memaksimEalkan fungsi dan peran hutan Jompie. Salah satunya adalah penanaman berbagai jenis pohon yang belum ada dalam kawasan hutan Jompie.
Tidak menutup kemungkinan di masa mendatang, Parepare yang merupakan kota jasa dan niaga serta pendidikan akan mengalami persolaan yang sama, pencemaran udara yang membahayakan kesehatan penduduknya sebagaimana dihadapi sejumlah kota besar di Indonesia dewasa ini. Gas karbondioksida yang bersumber dari kegiatan industri dan emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber ancaman bagi kesehatan manusia, disamping telah pula menyebabkan penipisan pada lapisan ozon yang mengancam keberadaan umat manusia di planet ini.

Kawasan hutan Jompie dibangun sejak jaman Belanda, kini memiliki luas hutan sekitar 13 hektar dari sekitar 300 hektar yang direncanakan. Kawasan hutan ini pernah mengalami ancaman serius dari masyarakat sebagai konsekwensi dari pengembangan Kota Parepare. Dibangun sekitar tahun 1920-an bernama Celebes Tour yang awalnya diperuntukan untuk tempat penelitian dan laboratorium bagi para peneliti yang tertarik dengan tumbuh-tumbuhan tropis.

Sejak tahun 2000 lalu, Pemkot Parepare mengambi alih pengelolaan Hutan Jompie yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Kehutanan. Melalui Sub Dinas Kehutanan dan Pertambangan Dinas Sumber Daya Alam (SDA) Parepare, Pemkot terus mengembangkan kawasan ini. Termasuk pengadaan fasilitas kolam renang di era pemerintahan Walikota, H. Basrah Hafid, SH. MM.


Ada harapan besar, ke depan kawasan hutan Jompie dapat menjadi seperti Kebun Raya Bogor. Selain sebagai paru-paru kota, juga menjadi tempat rekreasi dan penelitian. Karena itu, pemerintah kota saat ini terus meningkatkan penanaman berbagai jenis pohon langkah di kawasan ini. Kendala yang dihadapi terletak pada persoalan anggaran yang masih minim.


Setiap tahunnya pemerintah kota terus menaikan anggaran bagi perluasan kawasan. Hal ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kota yang tentu harus mendapat dukungan dari semua masyarakat Parepare. Langkah lain yang telah ditempuh pemerintah adalah mensterilkan kawasan dari masyarakat. Ada sekitar 56 Kepala Keluarga (KK) tercatat menghuni kawasan Hutan Jompie. Namun saat ini pemerintah telah berhasil memindahkan hampir seluruhnya dalam rangka membuat kawasan Hutan Jompie benar-benar bebas dari kegiatan masyarakat yang dapat mengancam keberadaannya.

Sebagaimana kawasan hutan lain, hutan Jompie juga sangat rawan dari ancaman kebakaran utamanya musim kemarau seperti saat ini. Untuk itu, berbagai usaha terkait pencegahan kebakaran terus dilakukan,terutama melalui pemberian penyuluhan kepada masyarakat akan arti penting kawasan hutan Jompie. Dari kegiatan tersebut diharapkan akan tumbuh rasa memiliki, yang pada waktunya nanti masyarakat sendiri yang akan menjaga kawasan hutan kebanggaan masyarakat Parepare ini.

Mengenai jenis pohon yang ada, sumber di Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan Kota Parepare, menyebutkan, untuk sementara masih dodimonasi jatih putih (Gamelina). Ada sakitar 500 Gamelina pohon sekarang ada tumbuh dikawasan hutan Jompie. Selebihnya adalah jati alam (Tektona Grandis) dan Cendana serta berbagai jenis pohon langkah. Dibanding dengan jati alam, kelebihan jati putih lembek namun kuat dan ringan. Karena itu banyak dipergunakan untuk pembuatan insustri mebel merek Ligna yang terkenal itu. Tanaman tertua yang ada di kawasan hutan Jompie diperkirakan berumur 100 tahun.


Pengembangan Kota Parepare di masa mendatang bisa mengancam keberadaan kawasan hutan ini. Meski demikian, ada harapan besar bahwa ke depan kawasan hutan Jompie dapat dikembangkan menjadi tempat rekreasi dan tempat penelitian. Apalagi daerah Parepare merupakan tempat transit bagi wisatawan yang menuju ke daerah Tanah Toraja (Tator).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar